Beranda Sipil Mengetahui Pekerjaan Pengecoran Beton dan Beton Bertulang

Mengetahui Pekerjaan Pengecoran Beton dan Beton Bertulang

1713
0
BERBAGI
asdar.id menyediakan Member Premium Download untuk download file tanpa embel-embel iklan dan halaman, apa lagi harus menunggu timer yang begitu lama. Dengan berlangganan Member Premium Download, semua file dapat didownload dengan singkat langsung menuju ke sumbernya!, klik DISINI untuk DAFTAR :-) Untuk cara download file Member Free Download, bisa membaca Tutorial Download yang ada dibawah Timer (halaman Safelink) saat menekan tombol download.
Rekomendasi aplikasi hitung cepat RAB akurat dan otomatis, sangat mudah digunakan. Tinggal ganti dimensi, RAB Langsung Jadi. Jika anda seorang ahli sipil atau arsitek, rugi jika tidak punya filenya. Silahkan klik DISINI untuk mendapatkan Filenya.
pengecoran beton dan beton bertulang
pengecoran beton dan beton bertulang

Selamat sore menjelang malam untuk para pengunjung, kali ini saya akan memposting artikel mengenai Mengetahui Pekerjaan Pengecoran Beton dan Beton Bertulang. Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku (SNI03 – 2847 Tahun 2002) dengan jenis beton yang akan dilaksanakan sesuai dengan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).

Persyaratan uji:

  • Trial Test dan Mix Design, merupakan uji awal sebelum pekerjaan pengecoran dilaksanakan, untuk mengetahui takaran sesuai dengan mutu beton yang disyaratkan dan dipakai sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pelaksanaan beton struktur.
  • Actual Random Test, merupakan uji acak selama pelaksanaan pekerjaan pengecoran berlangsung untuk mengetahui mutu beton pada bagian struktur tertentu.
  • Slump Cone Test, merupakan uji acak untuk mengetahui mutu adukan beton dalam hal ini jumlah volume airnya, untuk menjaga konsistensi perbandingan air, semen sehingga didapat mutu beton seperti yang disyaratkan.
  • Tes Tekan Beton, pada saat pelaksanaan pengecoran pondasi, balok, plat dan kolom harus dibuatkan silinder dengan ukuran dan jumlah disesuaikan dengan ketentuan yang dimuat dalam (SNI03 – 2847 Tahun 2002), dan dilakukan pengetesan di laboratorium konstruksi beton.

Adukan beton dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 krl digunakan untuk beton tidak bertulang seperti rabat beton dan lantai kerja, sedangkan adukan beton dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3 krl dipakai untuk kolom praktis, balok latai, ring balk atau beton yang bukan struktur.

Pekerjaan Pengecoran Beton dan Beton Bertulang

Bahan untuk adukan beton:

Semen

  • Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen sesuai standar SNI.
  • Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/merk dan tidak boleh menggunakan semen yang berbeda-beda.
  • Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam kantong-kantong semen yang masih utuh.
  • Untuk penyimpanan diletakkan minimal 20 cm diatas tanah. Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan/lokasi dan diganti dengan semen baru.

Agregat Beton

  • Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia, bahan organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan (SNI03 – 2847 Tahun 2002) jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5% keseluruhannya.
  • Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang seperti kubus dan mempunyai “bidang pecah” minimum 3 muka dan split harus bersih, keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu beton dan memenuhi persyaratan (SNI03 – 2847 Tahun 2002).
  • Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu agregat campuran di daerah baik menurut (SNI03 – 2847 Tahun 2002).

Air

  • Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.

Besi Beton

  • Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar/rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai dengan diameter masing-masing.

Kayu untuk Cetakan Beton

  • Kayu untuk beton yang dipakai adalah kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau bisa dipakai kayu meranti.
  • Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm/multiplek tebal ± 9 mm dan pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada papan/multiplek, perancah bekisting dipergunakan kayu meranti ukuran minimum 5/7 cm atau rangka baja/schafolding.

loading...

Pelaksanaan Pekerjaan Beton

  • Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman.
  • Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata harus memakai mesin Pengaduk beton/concrete mixer pengaduk (untuk pembuatan beton praktis campuran 1 pc : 2 ps : 3 krl) dan memakai Ready Mix (untuk pembuatan beton struktur dengan mutu beton fc’ 22 Mpa).
  • Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, adukan harus dipadatkan menggunakan concrete vibrator.
  • Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi.
  • Pembongkaran bekisting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras.
  • Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata dengan campuran 1 pc : 3 ps : 6 krl dengan ketebalan minimum 5 cm.

Pekerjaan Bekisting

  • Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti yang ditentukan dalam gambar konstruksi, bekisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
  • Bekisting untuk pekerjaan beton yaitu kolom, lantai, balok dan lain-lain dibuat dari papan/multiplek t = 9 mm yang berkualitas baik dan tidak pecah-pecah/cacat.
  • Konstruksi dari bekisting seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan perhitungan.
  • Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
  • Bambu disarankan tidak digunakan sebagai tiang cetakan, disamping kekuatan dan kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik, terutama terhadap berat beton sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul selama pengecoran, seperti akibat vibrator dan berat para pekerja.
  • Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekisting harus bersih dan kering dari air limbah, minyak dan kotoran lainnya.

Pekerjaan Baja Tulangan

  • Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan, pembengkokan, sambungan, penghentian, dan lain-lain. Untuk semua pekerjaan tulangan harus dipersiapkan menurut SNI03 – 2847 Tahun 2002.
  • Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang ditentukan dalam gambar.
  • Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana, dan harus dijaga jarak antara tulangan dengan tulangan, jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan tebal selimut beton/beton decking yang cukup.
  • Mempergunakan penyekat/spacer, dudukan/chairs dari blok beton atau baja.
  • Bila dipakai blok beton, maka mutu beton harus sesuai dengan beton yang bersangkutan atau dengan campuran 1 Pc : 2 Ps dan dipasang sudah dalam kondisi kering, semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran.
  • Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan perbaikan bila perlu.
  • Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti.
  • Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan terhadap bidang horizontalnya adalah ± 2.5 mm.

Mungkin itu saja postingan kali ini, mudah-mudah bisa menambah wawasan kita semua. Jangan lupa untuk selalu share artikel ini agar yang lain bisa mendapatkan manfaat ilmu yang telah anda berikan, sekian dan terimakasih, semoga bermanfaat…!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama anda disini