Beranda Struktur Bangunan Pengertian Pondasi Cakar Ayam & Sejarahnya

Pengertian Pondasi Cakar Ayam & Sejarahnya

BERBAGI
asdar.id menyediakan Member Premium Download untuk download file tanpa embel-embel iklan dan halaman, apa lagi harus menunggu timer yang begitu lama. Dengan berlangganan Member Premium Download, semua file dapat didownload dengan singkat langsung menuju ke sumbernya!, klik DISINI untuk DAFTAR atau DISINI untuk LOGIN :-) Jika ada pertanyaan silahkan hubungi Admin DISINI. Untuk cara download file Member Free Download, bisa membaca Tutorial Download yang ada dibawah Timer (halaman Safelink) saat menekan tombol download.
Rekomendasi aplikasi hitung cepat RAB akurat dan otomatis, sangat mudah digunakan. Tinggal ganti dimensi, RAB Langsung Jadi. Dilengkapi acuan AHSP dan HSPK seluruh Indonesia, rugi jika tidak punya filenya. Klik DISINI untuk mendapatkan Filenya.
Sekarang bukan zamannya lagi susah hitung RAB, tak perlu keluar biaya mahal-mahal buat nyewa orang. Dengan EasyRAB, menghitung RAB menjadi lebih cepat dan serba otomatis. Klik DISINI untuk mendapatkan Filenya.
Dapatkan ratusan file-file desain gambar rumah siap pakai untuk menunjang dan mempermudah proyek anda. Dengan 250+ Desain Rumah Kekinian, Anda bisa dengan mudah memenuhi permintaan klien dengan desain rumah berkualitas tinggi ini. Klik DISINI untuk mendapatkan semua Filenya.
pondasi cakar ayam
pondasi cakar ayam

Halo rekan-rekan sekalian, apa kabar kalian hari ini? Saya doakan semoga sehat selalu. Kali ini saya akan membagikan sebuah artikel mengenai Pengertian Pondasi Cakar Ayam & Sejarahnya. Barangkali belum ada yang mengetahui jenis pondasi legend ini, untuk itu mari simak pembahasannya dibawah ini.

Pengertian Pondasi Cakar Ayam & Sejarahnya

Pondasi Cakar Ayam adalah pondasi yang digunakan untuk mengatasi masalah pembangunan konstruksi di atas tanah yang lembek. Sistem pondasi ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo sebagai solusi untuk menghadapi masalah pembangunan di atas tanah lembek kawasan Tanjung Priok pada tahun 1961.

Pada tahun 1961, ketika menjadi pejabat PLN, Prof. Sedijatmo mengemban tanggung jawab untuk mendirikan tujuh menara listrik bertegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol, Jakarta. Ketujuh menara ini didirikan untuk menyalurkan listrik dari Tanjung Priok ke Gelanggang Olahraga Senayan, untuk keperluan penyelenggaraan Asian Games tahun 1962.

cakar ayam asean games 1962

Pelaksanaan Asian Games tahun 1962 mengakibatkan waktu konstruksi yang tersedia hanya 1 tahun, padahal konstruksi di kawasan Tanjung Priok ini lebih sulit karena struktur tanahnya yang lembek. Awalnya, Prof. Sedijatmo mencoba membangun menara dengan pondasi konvensional.

Dari metode konvensional ini, dengan susah payah, berhasil didirikan dua menara. Pembangungan dua menara dengan metode konvensional ini menghabiskan begitu banyak waktu, sementara lima menara lagi belum dibangun. Ketika itu, Prof. Sedijatmo menyadari bahwa apabila lima menara lagi juga dikonstruksikan dengan pondasi konvensional, waktunya tidak akan cukup.

Karena waktu yang semakin mendesak, Prof. Sedijatmo berpikir keras untuk mencari metode yang lebih efektif untuk membangun menara di atas tanah lembek dengan lebih cepat. Akhirnya, dari buah pemikiran Prof. Sedijatmo, muncullah gagasan untuk mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan plat itu bersatu dan mencengkeram tanah lembek dengan kuat sehingga dapat menjadi pondasi dasar menara yang kokoh.

cakar ayam

cakar ayam

cakar ayam

Pondasi konstruksi yang memanfaatkan pondasi plat dan pipa beton ini dinamai oleh Prof. Sedijatmo sebagai pondasi Cakar Ayam. Dengan pondasi Cakar Ayam ini, Prof. Sedijatmo berhasil mendirikan kelima menara lainnya dalam kurun waktu yang lebih singkat dan biaya yang lebih murah.

Berkat pondasi Cakar Ayam ini, Prof. Sedijatmo berhasil menyelesaikan konstruksi tujuh menara listrik ini dengan tepat waktu sehingga pada tahun 1962 listrik dapat dialirkan dengan lancar dari Tanjung Priok ke Gelanggang Olahraga Senayan untuk keperluan Asian Games. Sampai sekarang, kelima menara yang dikonstruksi dengan pondasi Cakar Ayam ini masih berdiri dengan kokoh di daerah Tanjung Priok yang sekarang sudah berubah menjadi kawasan industri.

Sistem pondasi Cakar Ayam sangat sederhana sehingga sangat cocok untuk diterapkan di daerah yang minim peralatan modern dan tenaga ahli. Pondasi ini dapat digunakan untuk menggantikan pondasi tiang pancang konvensional. Dalam sistem konvensional, makin panjang tiang pancang yang dipakai, makin besar biayanya, apalagi jika alat pemancangan yang modern dan tenaga ahli yang dapat mengoperasikannya harus didatangkan dari tempat lain.

Berdasarkan perhitungan, pondasi Cakar Ayam dapat digunakan untuk menghasilkan kualitas yang sama dengan pondasi tiang pancang, dengan biaya konstruksi yang lebih murah 30%, proses konstruksi yang lebih mudah, dan waktu konstruksi yang lebih singkat. Pelaksanaan sistem pondasi Cakar Ayam dapat dilakukan dalam waktu yang lebh singkat karena bagian-bagian pondasi ini dapat dikerjakan dalam jumlah banyak secara bersamaan. Hal inilah yang mengakibatkan waktu konstruksinya lebih singkat daripada pondasi tiang pancang.

Pondasi Cakar Ayam juga memiliki fungsi yang spesial, yaitu untuk konstruksi struktur di atas tanah yang lembek. Pondasi ini cocok digunakan untuk mendirikan gedung, jalan, landasan, dan menara di atas tanah yang lembek. Sistem ini juga tidak membutuhkan sistem drainasi dan sambungan kembang kusut.

Banyak bangunan di dunia telah menggunakan pondasi Cakar Ayam karya Prof. Sedijatmo yang luar biasa ini. Profesor Sedijatmo yang merupakan alumni teknik sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1934 ini telah berhasil menciptakan terobosan baru dalam dunia struktur yang diakui secara internasional.

Di Indonesia sendiri, pondasi ini telah digunakan pada ratusan menara PLN bertegangan tinggi, hanggar pesawat terbang dengan bentangan 64 meter di Jakarta dan Surabaya, run way dan taxi way, apron di Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, jalan akses Pluit-Cengkareng, pabrik pupuk di Surabaya, kolam renang dan tribun di Samarinda, dan ratusan bangunan gedung bertingkat di berbagai kota.

cakar ayam

Tidak hanya di Indonesia, berbagai negara seperti Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Belanda, dan Denmark juga telah mengadopsi pondasi Cakar Ayam temuan Prof. Sedijatmo ini untuk digunakan dalam konstruksi bangunan-bangunan mereka.

Sekian postingan kali ini mengenai Pengertian Pondasi Cakar Ayam & Sejarahnya, semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa share artikel ini ke sosial media agar yang lain bisa mendapatkan manfaatnya. Untuk mengikuti perbaruan konten blog ini, silahkan berlangganan melalui notifikasi yang muncul saat mengakses blog ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama anda disini