Beranda Struktur Jalan Perkerasan Jalan Lentur dan Geosintetik

Perkerasan Jalan Lentur dan Geosintetik

2544
0
BERBAGI
asdar.id menyediakan Member Premium Download untuk download file tanpa embel-embel iklan dan halaman, apa lagi harus menunggu timer yang begitu lama. Dengan berlangganan Member Premium Download, semua file dapat didownload dengan singkat langsung menuju ke sumbernya!, klik DISINI untuk DAFTAR :-) Untuk cara download file Member Free Download, bisa membaca Tutorial Download yang ada dibawah Timer (halaman Safelink) saat menekan tombol download.
Rekomendasi aplikasi hitung cepat RAB akurat dan otomatis, sangat mudah digunakan. Tinggal ganti dimensi, RAB Langsung Jadi. Jika anda seorang ahli sipil atau arsitek, rugi jika tidak punya filenya. Silahkan klik DISINI untuk mendapatkan Filenya.
pekerjaan perkerasan jalan
pekerjaan perkerasan jalan

Konstruksi perkerasan jalan lentur secara umum terdiri dari 4 bagian diantaranya:

  • Tanah dasar (sub grade)
  • Perkerasan bawah (sub base course)
  • Perkerasan atas (base course)
  • Lapis permukaan (surface course)

Tanah Dasar (Sub Grade)

Tanah dasar adalah permukaan tanah asli, permukaan galian, atau permukaan timbunan yang merupakan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan yang lainnya.

Kekuatan dan keawetan dari konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat dan daya dukung tanah dasar. Sehingga tanah dasar ini menentukan tebal tipisnya lapisan tanah di atasnya.

Untuk menentukan kekuatan tanah dasar biasanya dipakai cara CBR (California Bearing Ratio). Sistem klasifikasi yang umum dipakai pada jalan raya adalah UNIFIED dan AASHO system, sedang untuk lapangan terbang digunakan FAA system.

Perkerasan Bawah (Sub Base Course)

Sub base course atau perkerasan bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapisan tanah dasar dan perkerasan atas. Dengan demikian sub base course merupakan pondasi yang mendukung perkerasan atas dan lapisan permukaan. Fungsi sub base adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban-beban roda.
  2. Effisiensi penggunaan material dengan mengurangi lapisan-lapisan diatasnya (yang relatif lebih mahal).
  3. Sebagai drainase blanket sheet agar air tanah tidak mengumpul pada pondasi maupun tanah dasar. Untuk maksud ini biasa digunakan material non plastis (pasir kelempungan).
  4. Untuk memudahkan pekerjaan awal (dengan maksud membuat jalan sementara).

Sub base course yang lazim digunakan di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Batu belah dengan ballast pasir (konstruksi System Telford).
  • Dengan sirtu (pasir grosok) atau tanah sirtu (konstruksi Pit = Run Gravel System).

Perkerasan Atas (Base Course)

Base course adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dan lapis sub base. Fungsi lapisan perkerasan atas ini adalah sebagai berikut:

  • Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda.
  • Sebagai pondasi bagi surface course. Sehingga pengaruh muatan lalu lintas masih cukup besar.

Base course disyaratkan:

  1. Mampu menahan beban tanpa terjadi deformasi.
  2. Tahan terhadap abrasi .
  3. Tahan terhadap air.
  4. Tidak terjadi kapilarisasi.

Untuk memenuhi persyaratan diatas maka:

  1. Kwalitas bahan harus baik. Bahan yang baik adalah batu pecah.
  2. Gradasi/susunan butiran harus rapat. Hal tersebut dapat dicapai dengan ukuran butiran yang bermacam-macam sehingga rongga dapat terisi.
  3. Kandungan filler harus cukup, tetapi tidak boleh melampaui batas max dan min. Bila melampaui max, jalan mudah bergelombang. Bila kurang dari min jalan mudah rusak.
  4. Homogenitas harus sempurna. Maksudnya butir-butir yang besar, sedang dan halus harus tercampur menjadi satu dan merata.

Macam macam base course:

  • Granular base course. Granular base course diberi campuran lapisan tipis clay pada permukaannya dengan tujuan agar base course cukup stabil. Marerial base course merupakan campuran material kasar dan halus.
  • Macadam base course. Material base yang terdiri dari crushed stone. Macadam base dipakai apabila direncanakan diatas base masih akan ditempatkan lapisan penutup.

Cara penghamparannya:

  1. Dry bound macadam (pada saat penggilasan tidak memakai air).
  2. Wet bound macadam (pada saat penggilasan memakai air).
  3. Treatad base course

Material base yang terdiri dari campuran antara bahan bahan mineral dan additive dengan maksud untuk memperkuat material atau geseran antar partikel.

loading...

Lapis Permukaan (Surface Course)

Fungsi lapisan permukaan antara lain:

  1. Sebagai bagian perkerasan untuk menahan beban roda.
  2. Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan akibat cuaca.
  3. Sebagai lapisan aus (wearing course).

Bahan untuk lapisan permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis pondasi, dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri memberikan batuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda lalu lintas.

Geotextile

geotextile

Geotextile (Geotekstil) Non Woven, atau disebut Filter Fabric (Pabrik) adalah jenis Geotextile yang tidak teranyam, berbentuk seperti karpet kain. Umumnya bahan dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP).

Geotextile Non Woven berfungsi sebagai:

1. Filter/ Penyaring

Sebagai filter, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah terbawanya partikel-partikel tanah pada aliran air. Karena sifat Geotextile Non Woven adalah permeable (tembus air) maka air dapat melewati Geotextile tetapi partikel tanah tertahan. Aplikasi sebagai filter biasanya digunakan pada proyek-proyek subdrain (drainase bawah tanah).

geotextile non woven

2. Separator/ Pemisah

Sebagai separator atau pemisah, Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah tercampurnya lapisan material yang satu dengan material yang lainnya.

Contoh penggunaan Geotextile sebagai separator adalah pada proyek pembangunan jalan di atas tanah dasar lunak (misalnya berlumpur). Pada proyek ini, Geotextile mencegah naiknya lumpur ke sistem perkerasan, sehingga tidak terjadi pumping effect yang akan mudah merusak perkerasan jalan. Selain itu keberadaan Geotextile juga mempermudah proses pemadatan sistem perkerasan.

3. Stabilization/ Stabilisator

Fungsi Geotextile ini sering disebut juga sebagai Reinforcement/ Perkuatan. Misalnya dipakai pada proyek-proyek timbunan tanah, perkuatan lereng, dan lain-lain. Fungsi ini sebenarnya masih menjadi perdebatan dikalangan ahli geoteknik, sebab Geotextile bekerja menggunakan metode membrane effect yang hanya mengandalkan tensile strength (kuat tarik) sehingga kemungkinan terjadinya penurunan setempat pada timbunan masih besar, karena kurangnya kekakuan bahan. Apalagi sifat Geotextile yang mudah mulur terutama jika terkena air (terjadi reaksi hidrolisis) menjadikannya rawan sebagai bahan perkuatan lereng.

Sumber referensi: ilmutekniksipil.com

Demikian artikel kali ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk kita semua. Jangan lupa share artikel ini ke sosial media. Jika ingin mengikuti perbaruan situs ini, silahkan berlangganan melalui notifikasi yang muncul saat pertama kali mengakses situs ini. Sekian dan terimakasih telah berkunjung.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama anda disini