Beranda Konstruksi Bangunan Mengenal Sifat dan Karakteristik Campuran Beton

Mengenal Sifat dan Karakteristik Campuran Beton

2605
0
BERBAGI
asdar.id menyediakan Member Premium Download untuk download file tanpa embel-embel iklan dan halaman, apa lagi harus menunggu timer yang begitu lama. Dengan berlangganan Member Premium Download, semua file dapat didownload dengan singkat langsung menuju ke sumbernya!, klik DISINI untuk DAFTAR :-) Untuk cara download file Member Free Download, bisa membaca Tutorial Download yang ada dibawah Timer (halaman Safelink) saat menekan tombol download.
Rekomendasi aplikasi hitung cepat RAB akurat dan otomatis, sangat mudah digunakan. Tinggal ganti dimensi, RAB Langsung Jadi. Jika anda seorang ahli sipil atau arsitek, rugi jika tidak punya filenya. Silahkan klik DISINI untuk mendapatkan Filenya.
sifat dan karakteristik campuran beton
sifat dan karakteristik campuran beton

Halo rekan-rekan proyek sekalian, apa kabar kalian hari ini? Saya doakan semoga selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Postingan pada hari ini yaitu mengenai sifat dan karakteristik campuran beton. Untuk lebih lengkapnya mari simak penjelasan dibawah ini.

Sifat dan karakteristik campuran beton segar secara tidak langsung akan mempengaruhi beton yang telah mengeras. Pasta semen tidak bersifat elastis sempurna, tetapi merupakan viscoelastic-solid.

Gaya gesek dalam, susut dan tegangan yang terjadi biasanya tergantung dari energi pemadatan dan tindakan preventif terhadap perhatiannya pada tegangan dalam beton. Hal ini tergantung dari jumlah dan distribusi air, kekentalan aliran gel (pasta semen) dan penanganan pada saat sebelum terjadi tegangan serta kristalin yang terjadi untuk pembentukan porinya.

Beberapa sifat dan karakteristik beton yang perlu diperhatikan antara lain adalah modulus elastisitas beton, kekuatan tekan, permeabilitas dan sifat panas.

Sifat dan Karakteristik Bahan Penyusun

Selain kekuatan pasta semen, hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah agregat. Seperti yang telah dijelaskan, proporsi campuran agregat dalam beton adalah sekitar 70-80%, sehingga pengaruh agregat akan menjadi besar, baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi tekniknya.

Semakin baik mutu agregat yang digunakan, secara linear dan tidak langsung akan menyebabkan mutu beton menjadi baik, begitu juga sebaliknya. Jika melihat fungsi agregat dalam campuran beton hanya sebagai pengisi, maka diperlukan suatu sifat yang saling mengikat dan saling mengisi
(interlocking) yang baik.

Hal ini dapat tercapai jika bentuk permukaan dan bentuk agregatnya memenuhi syarat yang diberikan baik itu syarat ASTM, ACI maupun SII.

Agregat yang digunakan dalam beton yang berfungsi sebagai bahan pengisi, namun karena prosentase agregat yang besar dalam volume campuran, maka agregat memberikan kontribusi terhadap kekuatan beton.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton terhadap agregat yaitu sebagai berikut:

  1. Perbandingan agregat dan semen campuran,
  2. Kekuatan agregat,
  3. Bentuk dan ukuran,
  4. Tekstur permukaan,
  5. Gradasi,
  6. Reaksi kimia, dan
  7. Ketahanan terhadap panas.

Detail mengenai sifat agregat ini dapat dilihat di buku Seri Bahan-Bahan Penyusun Beton. Bahan tambah biasanya hanya digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat beton, baik saat beton dalam keadaan segar ataupun saat beton mengeras nantinya.

Banyaknya dan komposisi kimia dari bahan tambah akan menyebabkan karakteristik yang berbeda terhadap kinerja beton yang diharapkan.

Metode Pencampuran

1. penentuan proporsi bahan (Mix Design)

Proporsi campuran dari bahan-bahan penyusun beton ini ditentukan melalui perancangan beton (mix design). Hal ini dimaksudkan agar proporsi dari campuran dapat memenuhi syarat kekuatan serta dapat memenuhi aspek ekonomis.

Metode perancangan ini pada dasarnya menentukan komposisi dari bahan-bahan penyusun beton untuk kinerja tertentu yang diharapkan.

Penentuan proporsi campuran dapat digunakan dengan beberapa
metode yang dikenal, antara lain:

  1. Metode American Concrete Institute,
  2. Portland Cement Association,
  3. Road Note NO. 4,
  4. British Standard, Department of Engineering,
  5. Departemen Pekerjaan Umum (SK.SNI.T-15-1990-03) dan
  6. Cara coba-coba.

2. Metode Pencampuran (Mixing)

Metode pencampuran dari beton diperlukan untuk mendapatkan kelecakan yang baik sehingga beton dapat dengan mudah dikerjakan. Kemudahan pengerjaan atau workability pada pekerjaan beton didefinisikan sebagai kemudahan untuk dikerjakan, dituangkan dan dipadatkan serta dibentuk dalam acuan (Ilsley, 1942:224).

Kemudahan pekerjaan ini diindikasikan melalui slump test; semakin tinggi nilai slump, semakin mudah untuk dikerjakan. Namun demikian nilai dari slump ini harus dibatasi. Nilai slump yang terlalu tinggi akan membuat beton keropos setelah mengeras karena air yang terjebak didalamnya menguap.

Metode pengadukan atau pencampuran beton akan menentukan sifat kekuatan dari beton, walaupun rencana campuran baik dan syarat mutu bahan telah terpenuhi. Pengadukan yang tidak baik akan menyebabkan terjadinya bleeding, dan hal-hal lain yang tidak dikehendaki.

3. Pengecoran (Plancing)

Metode pengecoran akan mempengaruhi kekuatan beton. Jika syarat-syarat pengecoran tidak terpenuhi, kemungkinan besar kekuatan tekan yang direncanakan tidak akan tercapai.

4. Pemadatan

Pemadatan yang tidak baik akan menyebabkan menurunnya kekuatan beton, karena tidak terjadinya pencampuran bahan yang homogen. Pemadatan yang berlebih pun akan menyebabkan terjadinya bleeding.

Pemadatan harus dilakukan sesuai dengan syarat mutu. Hal lain yang dapat dilakukan adalah melihat manual pemadat yang digunakan sehingga pemadatan pada campuran beton dapat dilakukan secara efisien dan efektif.

Perawatan

Perawatan terutama dimaksudkan untuk menghindari panas hidrasi yang tidak diinginkan, yang terutama disebabkan oleh suhu. Cara dan bahan serta alat yang digunakan untuk perawatan akan menentukan sifat dari beton keras yang dibuat, terutama dari sisi kekuatannya. Waktu-waktu yang dibutuhkan untuk merawat beton pun harus terjadwal dengan baik.

Kondisi Pada Saat Pengerjaan Pengecoran

Kondisi pada saat pekerjaan pengecoran akan mempengaruhi kualitas beton yang dibuat. Faktor-faktor tersebut antara lain:

  1. Bentuk dan ukuran contoh,
  2. Kadar air,
  3. Suhu contoh,
  4. Keadaan permukaan landasan dan,
  5. Cara pembebanan.

Bahan-bahan penyusun beton serta metode perancangan, pengolahan dan perawatan akan dibahas pada artikel selanjutnya, InsyaAllah.

Sekian postingan kali ini mengenai Sifat dan Karakteristik Campuran Beton, semoga bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan teman-teman sekalian. Jika artikel ini bermanfaat untuk orang lain, ada baiknya kita share ke yang lain agar bisa bermanfaat bagi yang lainnya. Jangan lupa subscribe juga blog ini untuk mendapatkan artikel baru setiap harinya. Terima kasih telah membaca, salam proyek!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama anda disini